YLBHI Kena Pungli Aparat Kelurahan

Gedung LBH Jakarta
Sumber :
  • Oscar Ferri/VIVAnews
VIVAnews -
Pelari Indonesia, Malaysia Hingga Amerika Siap Bertarung di Trail of The Kings Danau Toba 2024
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus melakukan pembenahan pejabat birokasinya. Termasuk melakukan lelang jabatan camat dan lurah yang dicetuskan Gubernur Joko Widodo dan Wakilnya, Basuki Tjahaja Purnama.

PAN ke PPP: Akui Dulu Prabowo-Gibran Menang Pilpres Jika Mau Gabung Koalisi

Rupanya, upaya pembenahan birokrasi masih terkendala aksi pungutan liar. Yayasan Lembaga Hukum Indonesia (YLBHI) baru saja menjadi korban pungli.
Proyek Pengolahan Sampah Jadi Energi di Bekasi Terancam Gagal Karena Tata Kelola Buruk


Hal itu diungkapkan Ketua YLBHI, Alvon Kurnia Palma saat berbincang dengan
VIVAnews
, Rabu 28 Agustus 2013. Alvon menuturkan, ketika pihaknya melakukan perpanjangan izin domisili beberapa hari ini, dimintai retribusi sebesar Rp400 ribu.


"Saat pengurusan, staf kami harus membayar retribusi sebesar Rp400 ribu yang diminta pihak kelurahan. Ini bukan masalah uang. Ini masalah aturan," kata Alvon.


Ia mengatakan modus yang dilakukan sangat halus namun memaksa. Petugas beralasan uang yang mereka minta sebagai sumbangan. Mereka memberikan selembar kertas atas nama badan amil zakat Pemprov DKI. Dari sini, kata Alvon, justru keganjilan muncul.


"Pertama yang namanya sumbangan seharusnya tidak dipatok. Dalam surat itu telah tertera besaran sumbangan yang harus kita berikan. Kedua, kami diberi tiga kupon, satu lembar nominal Rp5.000 dan dua lembar nominal Rp10.000. Saat staf menanyakan apa harus membayar uang tambahan, petugas kelurahan bilang nggak usah, karena sudah masuk dalam sumbangan sebesar Rp400 ribu," dia menceritakan.


Hal ini justru membuatnya semakin curiga bahwa ada permainan dalam retribusi. "Kami bahkan menilai ini ada upaya pemerasan dalam bentuk baru yang lebih halus. Kami saja kena pungli, apalagi masyarakat lain yang polos," tuturnya.


Berdasarkan informasi yang di dapatnya, modus seperti ini terjadi di beberapa wilayah Jakarta. Di antaranya di wilayah Karet, Tanah Abang, Tebet Cikoko dan banyak daerah lain. "Ini kecil, tapi bila dibiarkan bisa
gede
. Ini sektor pelayanan publik, penting," ujarnya.


Ia meminta Jokowi-Ahok mulai memperhatikan hal-hal seperti ini. Ia mengingatkan jangan sampai citra positif yang telah dibangun kedua pemimpin itu rusak oleh perilaku pungli aparat di bawahnya.


"Kan katanya mau jadi presiden. Nanti masyarakat yang dilayaninya kan akan lebih banyak," sindirnya. (eh)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya