VIVAnews - Kamar E 09 AT Apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan terlihat berantakan. Ceceran darah ada di mana-mana. Kamar itu menjadi saksi bisu pembunuhan terhadap Holly Angela Hayu. Wanita cantik itu ditemukan dalam kondisi mengenaskan. Di tubuhnya banyak darah dan penuh luka bekas penganiayaan.
Holly tewas saat dalam perjalanan ke rumah sakit. Tak ada satu pun saksi yang melihat Holly dianiaya. Bahkan security apartemen dan rekan Holly datang saat pelaku sudah melarikan diri.
Holly, wanita yang diduga memiliki hubungan dekat dengan itu ternyata sudah diincar sebelumnya oleh pelaku. Mereka bahkan sengaja menyewa salah satu kamar yang berada di lantai enam tower Ebony.
S dan AL, dua dari empat pelaku yang diduga pembunuh bayaran itu sudah ditangkap polisi di tempat yang berbeda.
Sementara R, pelaku lainnya masih dikejar. Dia diduga sebagai eksekutor pembunuh Holly. Dari keterangan para pelaku, aksi mereka tak sempurna lantaran Holly datang ke kamar dalam kondisi sedang menerima telepon dari seseorang.
Dua pelaku yang sudah di dalam kamar Holly yakni Elriski dan R langsung menyergap Holly ketika dia membuka pintu. Suara teriakan itu bahkan terdengar oleh Ibu angkat melalui sambungan telepon.
Meski kronologi pembunuhan ini sudah mulai terkuak, tetapi polisi masih mendalami motifnya. "Motif masih kita gali. Yang jelas mereka melakukan perencanaan pembunuhan diduga atas suruhan seseorang," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Rikwanto.
Dendam disebut-sebut motif yang menyelimuti kasus ini. Salah satu sumber dikepolisian menyebutkan di balik kejadian ini diduga memiliki dendam dengan korban.
Sumber juga menyebutkan pembunuhan ini sudah dikonsepkan selama dua minggu. Setelah itu baru mengintai Holly dan situasi di apartemen sejak bulan Agustus 2013. Para pelaku, tambah sumber, dibayar mahal untuk menghabisi nyawa Holly. (umi)
Baca juga:
Survei LSI: Tingkat Kepuasan Publik pada Jokowi Naik 76,2 Persen
LSI merilis temuan terbarunya terkait dinamika Pemilu 2024, salah satunya tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Jokowi mengalami kenaikan, yakni 76,2 persen.
