Peringkat Obligasi Bank DKI Naik

VIVAnews - Kinerja Bank DKI menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Alhasil, PT Pemeringkat Efek Indonesia (PT Pefindo) menaikkan rating peringkat PT Bank DKI untuk periode 30 Desember 2009 hingga 1 Januari 2011, dari id A (-) menjadi id A dengan outlook stabil.

Selain naiknya rating peringkat Bank DKI di lantai bursa, nilai obligasi Bank DKI juga mengalami peningkatan. Untuk Obligasi V 2008 total sebesar Rp 425 miliar juga naik dari id A- menjadi id A. Sedangkan obligasi sub ordinasi I 2008 sebesar Rp 325 miliar naik dari id BBB (+) menjadi id A (-). Kenaikan rating dan obligasi Bank DKI berdasarkan surat nomor 006/PEF-Dir/I/2010, 007/PEF-Dir/I/2010 dan 008/PEF-Dir/I/2010, 1 Januari 2010 yang ditandatangani Direktur Utama Pefindo Kahlil Rowter dan Direktur Pefindo Salyadi Saputra.

Direktur Utama Bank DKI Winny Erwindia menyambut gembira kenaikan peringkat itu. Menurutnya, dengan adanya kenaikan rating ini diyakini akan semakin menaikkan tingkat kepercayaan masyarakat kepada Bank DKI. Terlebih, pada akhir 2009, Bank DKI juga mendapatkan penghargaan sebagai “Perusahaan Terpercaya” kategori non emiten non keuangan oleh Indonesian Institute Corporate Governance (IICG) bersama Majalah SWA pada Corporate Governance Perception Index (CGPI) 2008 pada 23 Desember 2009.

Bermodalkan kinerja keuangan pada 2009 yang menunjukkan prestasi yang membanggakan, pihaknya pun semakin optimis dapat meraih target keuangan sebagaimana diharapkan. “Namun angka-angka kinerja Desember 2009 belum dapat kami umumkan karena harus dilakukan audit oleh kantor akuntan publik terlebih dahulu,” ujarnya seperti dikutip dari situs Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Rabu 6 Januari 2010.

Winny menambahkan optimisme itu karena didorong oleh Program Deposito Promo dan Kredit Multi Guna (KMG) Promo. Program Deposito Promo dilakukan dengan memberikan bunga deposito menjadi 7,5 persen. Sedangkan KMG Promo dengan cara menurunkan bunga menjadi antara 9,5 persen dan 11,5 persen (sesuai dengan ketentuan yang berlaku) sehingga diharapkan akan meningkatkan portofolio Bank DKI.

“Program promosi dimulai sejak awal tahun 2010. Untuk KMG Promo berakhir pada akhir Januari 2010 dan untuk Deposito Promo hingga Februari 2010,” katanya.

Untuk bisnis di 2010, kata Winny, Bank DKI akan mengarahkan portofolio kredit yang lebih merata yaitu kredit konsumer sebesar 56,2 persen dengan fokus kepada kredit konsumer secured. Untuk ekspansi kredit komersial 24 persen, kredit mortgage dan housing sebesar 9,4 persen, dan pembiayaan syariah sebesar 10,4 persen.

Untuk kredit komersial, tambahnya, Bank DKI juga akan meningkatkan pembiayaan melalui pemberian kredit kepada kontraktor-kontraktor yang menjadi rekanan Pemprov DKI termasuk persiapan penyaluran kredit untuk proyek-proyek yang direncanakan Pemprov DKI Jakarta, misalnya Banjir Kanal Timur dan kawasan Sentra Primer Baru Timur (SPBT), pengembangan Kawasan Berikat Nusantara (KBN), akses tol Tanjung Priok, pengembangan Kepulauan Seribu, termasuk untuk pengembangan peningkatan portofolio kredit sindikasi bersama BPD lainnya.

“Untuk konsumer, Bank DKI akan mengarahkan pada peningkatan portofolio KMG, khususnya yang secured yaitu untuk debitur-debitur yang gajinya dibayarkan di Bank DKI melalui kerjasama dengan berbagai instansi. Sedangkan untuk untuk mortgage and housing, Bank DKI juga akan melakukan upaya peningkatan kredit melalui kredit KPR, termasuk untuk pembiayaan Rusunawa dan Rusunami,” katanya.

Winny menambahkan Bank DKI juga akan meningkatkan portofolio segmen Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) sebagai salah satu pengembangan bisnis Bank DKI, dengan menindaklanjuti sejumlah kerjasama penyaluran kredit dengan Kementerian Koperasi dan UKM, Depkeu, linkage program ataupun dengan instansi lainnya, yang sudah dilaksanakan pada tahun 2009. Bahkan, katanya, Bank DKI saat ini juga sedang mengkaji peranan sebagai salah satu bank penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR). Upaya itu diwujudkan dengan membentuk unit kerja Grup UMKM di tahun 2010.

“Bank DKI juga berharap dapat meningkatkan fee based income dengan mengeluarkan debit DKI yang sudah diujicobakan pada akhir tahun lalu, dan menunggu dikeluarkannya izin dari Bank Indonesia,” katanya.

Bank DKI yang biasa dikenal sebagai Bank Pembangunan Daerah merupakan bank yang sahamnya 99,83 persen dimiliki oleh Pemprov DKI Jakarta dan 0,17 persen dimiliki oleh PD Pasar Jaya. Bank DKI melayani berbagai jenis jasa dan layanan sebagaimana perbankan lainnya, mulai dari produk dana yaitu giro, tabungan dan deposito, juga melayani berbagai jenis pembiayaan mulai kredit investasi, kredit modal kerja, kredit multiguna, kredit Golongan Usaha Skala Kecil, serta kredit-kredit lainnya.

Untuk mendukung kinerjanya, saat ini Bank DKI telah memiliki 2 Kantor cabang utama, 11 kantor cabang pembantu, 2 kantor cabang syariah, 31 kantor cabang pembantu, 3 kantor cabang pembantu syariah, 80 kantor kas (termasuk KDKCS), dan 30 payment point, atau jumlah total kantor mencapai 159 kantor. Jumlah itu, belum termasuk dengan jumlah Layanan Syariah (office chaneling) yang berjumlah 36 dan ATM yang mencapai 214. Jumlah jaringan distribusi (kantor dan ATM) jika ditotal sudah mencapai 373.

Bukan Dibakar, Begini Cara Buktikan Keaslian Madu Murni
Dude Harlino dan Alyssa Soebandono Menyambut Anggota Keluarga Baru

Terpopuler: Artis Keturunan Darah Biru sampai Proses Kelahiran Anak Perempuan Alyssa Soebandono

Round-up dari kanal Showbiz pada Kamis, 25 April 2024. Salah satunya tentang cerita dari prosesi kelahiran anak perempuan pertama Alyssa Soebandono.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024