Penggusuran Taman BMW

Berteriak pun Mereka Tak Mampu

VIVAnews - Tatapan Imas (45) kosong sambil memeluk anak bungsunya (4) yang demam tinggi dalam gendongan. Di hadapannya, Satpol PP menghancurkan dan membakar gubuk miliknya.

Gubuk itu dibangun tepat di atas rumah lamanya yang hancur akibat penggusuran di Taman Bersih Manusiawi dan Berwibawa (BMW) 24 Agustus 2008 lalu.

Imas tak menyangka gubuk yang dibangun dari sisa-sisa reruntuhan itu kembali dihancurkan dan dibakar, Rabu 8 Oktober 2008. Ibu tujuh anak itupun tak kuasa berteriak saat sejumlah Satpol PP merobohkan rumahnya dengan kaki.

"Pak, pelan-pelan pak. Jangan dirusak, biar kayunya bisa saja jual," ujar wanita yang berprofesi pemulung ini. Sayang, rintihan Imas tak dihiraukan para pamong praja.

Saat peristiwa terjadi, suaminya sedang bekerja sebagai tukang ojek. Imas dan tujuh anaknya masih bertahan di samping gubuknya yang membara.

Imas pun tidak bereaksi saat anak bungsunya yang tengah demam tinggi menangis histeris. Enam anaknya yang lain mencoba memilah barang-barang yang masih bisa diselamatkan, seperti pakaian. "Saya bingung mau ke mana. Di kampung juga sudah tak punya rumah," ujarnya pelan.

Imas tak sendiri. Sekitar 400 keluarga yang masih bertahan di gubuk-gubuk liar di Taman BMW juga bernasib serupa. Kini, mereka menunggu belas kasihan pejabat DKI Jakarta.

Ada Apa di Kota Isfahan Iran yang Baru Saja Diserang Israel?
PO Bus Borlindo

Sopir Bus yang Ajak Makan 30 Penumpang di Rumah Mertuanya saat Lebaran dapat Rp100 Juta

Sopir bus bernama Satir Tajuddin sempat viral karena mengajak seluruh penumpang makan di rumah mertuanya saat hari lebaran. Kini, Satir dikabarkan mendapat banyak donasi.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024