Kontribusi KPR Indonesia Kalah Dari Malaysia

Dirut BTN Iqbal Latanro (tengah)
Sumber :

VIVAnews - Kontribusi Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada pertumbuhan domestik bruto (GDP) Indonesia sangat rendah hingga saat ini. Namun, pendapatan per kapita yang meningkat dan kebutuhan rumah yang tinggi membuat kredit properti di tahun depan (2011) akan meningkat.

"Kontribusi KPR terhadap GDP masih rendah dibanding negara-negara Asia lain, yaitu sekitar dua persen," ujar Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Iqbal Latanro di Jakarta, Selasa, 16 November 2010.

Dia menambahkan, sumbangan KPR Indonesia masih tertinggal dibanding Malaysia yang mampu menyumbang 31 persen dan Singapura berkontribusi 36 persen terhadap total GDP negaranya.

Sedangkan kedit properti, kata Iqbal, terutama KPR diperkirakan bakal mengalami pertumbuhan sangat tinggi di 2011. Pertumbuhan yang tinggi ini dipengaruhi GDP per kapita yang meningkat dan kelas menengah Indonesia yang terus tumbuh sehingga pasar perumahan semakin tumbuh.

Selain itu, kenyataan bahwa KPR akan mengalami peningkatan di 2011 dan tahun-tahun mendatang didorong kebutuhan perumahan di Indonesia yang masih sangat tinggi.

Menurut Kementerian Perumahan Rakyat, saat ini terdapat backlog (kesenjangan antara permintaan dan pasokan) perumahan di Indonesia sekitar 8,5 juta unit. Sebab, pertambahan pendududk memicu meningkatnya permintaan 800 ribu unit rumah baru.

Eks Sespri Sekjen Ungkap BAP KPK Bocor ke Pejabat Kementan

Sedangkan penyediaan terhadap rumah formal dan swadaya hanya sekitar 400 ribu unit per tahun, dengan demikian setiap tahun terjadi penambahan backlog sebesar 400 ribu unit.

"Melihat kondisi ini, saya optimistis di 2011 akan lebih baik dibanding 2010," tutur Iqbal.

Sementara itu, Iqbal berpendapat, perubahan Giro Wajib Minimum (GWM) dari lima persen menjadi delapan persen akan mendorong bank yang memiliki loan to deposit ratio (LDR) kurang dari 78 persen untuk menigkatkan ekspansi kredit pada 2011 untuk menghindari defisit berupa tambahan GWM.

"Sehingga banyak bank yang menjadikan KPR sebagai solusi bila ekspansi tidak penuhi target di tahun berjalan," ujarnya.

Berdasarkan data Bank Indonesia, total outstanding kredit properti sampai dengan Juni 2010 tumbuh dari 182 triliun menjadi 200 triliun naik 9,9 persen dalm waktu enam bulan. Dari total tersebut KPR memiliki outstanding terbesar yaitu Rp112,3 triliun, kontruksi sebesar Rp61 triliun, dan kredit real estate Rp27 triliun. (hs)

Pemkot Tangsel rapikan kabel fiber optik yang semrawut

Rapikan Kabel Fiber Optik Semrawut di Tangsel, Ini 5 Titik yang jadi Sorotan Pemkot

Wakil Wali Kota Tangsel Pilar Saga Ichsan turun tangan langsung dalam melakukan imbauan dan penindakan semrawutnya kabel fiber optik.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024