Dishub Serahkan Nasib Bus Reguler ke Pemilik

Sterilisasi Jalur Busway
Sumber :
  • VIVAnews/Tri Saputro

VIVAnews -- Pencabutan izin trayek bus reguler yang bersinggungan dengan jalur TransJakarta koridor IX (Pinang Ranti-Pluit) dan X (Cililitan-Tanjung Priok) akan segera diberlakukan bulan depan. Masalah pengalihan trayek bus ini masih menjadi perbedaan pendapat.

Jika sebelumnya Wakil Gubernur DKI Jakarta Prijanto mengatakan sebaiknya trayek bus reguler dipindah ke luar kota, sebaliknya Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono mengaku tidak akan ikut campur terkait pengalihan itu. Dishub akan menyerahkan pengalihan trayek bus kepada pemiliknya.

“Dishub tidak bisa mengintervensi kemana mereka harus mengalihkan bus-bus itu,” ujar Pris di Jakarta, Selasa, 18 Januari 2011.

Dishub DKI akan memberikan kewenangan penuh kepada pemilik trayek untuk mengelola bus-bus reguler itu. Pris pun mengatakan, bus tersebut dapat digunakan untuk rute lain yang masih kekurangan armada.

"Bisa juga sebagai pengganti bus yang sudah tua dan tidak layak," terangnya.

Menurut Pris, pemilik trayek yang bersinggungan dengan busway koridor IX sudah sepakat dengan pemerintah provinsi (Pemprov) DKI untuk mencabut atau mengalihkan armada yang 50 persen bersinggungan dengan TransJakarta.

Pris menuturkan pengalihan ini akan menguntungkan kedua belah pihak. Pertama, penumpang yang biasanya menaiki bus regular akan beralih ke TransJakarta. Kedua, ruas jalan akan menjadi lebih kosong karena jumlah kendaraan umum berkurang. Ketiga, para pemilik trayek sudah jadi operator konsursium.

Sejauh ini ada dua trayek yang sudah sepakat untuk mengalihkan atau mencabut rutenya, yaitu 3 trayek PPD dan 6 trayek Mayasari Bakti. Jumlah bus yang dimiliki kedunya mencapai 189 bus. Untuk trayek PPD, rute yang dicabut atau dialihkan antara lain; PAC 13 jurusan Kampung Rambutan-Muara Angke; PPD 46 jurusan Kampung Rambutan-Grogol; dan P37 jurusan Blok M-Muara Angke.

Sedangkan untuk trayek Mayasari Bakti antara lain; P6B jurusan Kampung Rambutan-Muara Angke; PAC74 jurusan Kampung Rambutan-Tangerang; P6 jurusan Cililitan-Grogol; P39 jurusan Grogol-Bekasi; P6A jurusan Kampung Rambutan-Kalideres; dan PAC26 jurusan Grogol-Bekasi.

Wakil Gubernur Prijanto menyarankan trayek itu agar dialihkan ke luar kota.

“Kalau hanya dialihkan trayeknya tapi masih di dalam kota itu sama saja tidak mengurangi macet, hanya memindahkan titik kemacetan di satu titik ke titik yang lain,” ungkapnya.

Namun, pengalihan keluar kota ini mendapat tentangan dari Organisasi Pengusaha Nasional Angkutan Bermotor di Jalan (Organda). Ketua Umum DPD Organda Eka Sari Lorena Soerbakti menilai akan lebih baik armada yang dihapus trayeknya itu dialihkan menjadi armada penghubung (feeder) transjakarta.

“Sebaiknya, bus itu ditempatkan di kawasan pinggiran Jakarta,” katanya.

Menurutnya, kondisi fisik bus yang biasa melayani trayek jarak pendek sangat berbeda dengan armada bus jarak panjang. Selain itu, pengusaha akan membutuhkan biaya operasional lebih besar untuk mengoperasikan armada bus reguler jarak panjang, termasuk di dalamnya bahan bakar dan suku cadang. (sj)

18 Killed in Oman Over Heavy Rains and Flash Floods Lash UAE
Mobil hilang kendali, terbang dan menabrak garasi

Viral Mobil Sedan Terbang dan Masuk Garasi Rumah Komplek Elite

Sebuah tragedi terjadi di Jurupa Valley, California pada pekan lalu di Amerika Serikat. Di pagi hari yang cerah, mobil sedan melaju dengan kecepatan tinggi memasuki jalan

img_title
VIVA.co.id
18 April 2024