Mega Proyek Infrastruktur di Jakarta

Tiang beton monorel yang mangkrak
Sumber :
  • republika

VIVAnews - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melontarkan kritikan tajam atas lambannya pembangunan infrastruktur di Jakarta. Kritikan itu disampaikan SBY saat menggelar rapat dengan para  gubernur di Istana Bogor.

Suara Golkar di Pemilu 2024 Naik Signifikan, Airlangga: Hitungan Kami Dapat 102 Kursi

"Saya kenyang dengan banyak sekali komitmen, seperti membangun infrastruktur di DKI. Semuanya pepesan kosong. Transportasi tidak jalan. Barangkali di daerah juga begitu," kata SBY.

Meski terang-terangan disebut DKI Jakarta, Gubernur Fauzi Bowo tak merasa kritikan itu diarahkan pada dia dan jajarannya. "Presiden tidak menyebut Pemda DKI, tapi Jakarta," kata Fauzi Bowo.

Viral Anak Selebgram Malang Dianiaya Pengasuhnya, Polisi Langsung Tangkap Pelaku

"Saya tidak merasa teguran diarahkan kepada saya," tambah Fauzi Bowo yang akrab dipanggil Foke itu.

Jakarta sebagai pusat kegiatan bisnis dan pemerintahan memang memiliki segudang proyek besar infrastruktur. Proyek besar itu meliputi sarana transportasi dan infrastruktur lainnya.

Gunung Marapi Kembali Erupsi, Terjadi Hujan Abu Vulkanik dan Ganggu Penerbangan

Namun tak semua proyek itu berjalan mulus. Ada beberapa proyek yang memang masih menjadi wacana dan ada juga yang memang mangkrak. Lalu apa saja proyek besar di Jakarta kini dan bagaimana perkembangannya.

Monorel

Monorel adalah proyek yang sudah dianggap gagal terlaksana. Konsep pembangunan monorel disodorkan sejak tahun 2003, yang dilanjutkan pembangunan fisik pada tahun Juni 2004. Tapi pembangunan fisiknya terhenti pada tahun 2007 yang hanya menyisakan tiang pancang monorel yang mangkrak.

Pembangunan terhenti karena PT Jakarta Monorel, selaku pelaksana kekurangan dana. Mereka tidak mampu mendapatkan dana yang kebutuhannya mencapai Rp5,4 triliun.

Meski tak selesai, PT Jakarta Monorel selaku pelaksana proyek mengklaim kepada pemerintah atas biaya proyek yang telah dikeluarkan yang mencapai Rp600 miliar. Akhirnya setelah melalui proses audit oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Pemerintah DKI Jakarta diwajibkan untuk membayar hanya Rp204 miliar

Kini Pemerintah DKI Jakarta sedang melakukan kajian ulang mengenai desain proyek monorel itu, yang akan selesai pada dua bulan mendatang.

Kini, Pemprov harus melihat lagi kondisi konstruksi yang sudah terpasang, apakah masih bisa dimanfaatkan lagi atau tidak. Selain itu, Pemprov juga harus meminta perkiraan lagi terhadap kondisi konstruksi yang telah lama mangkrak itu. 

Rencananya monorel akan dibangun dalam dua jalur yaitu Green Line dan Blue Line. Green Line membentang sepanjang 14,2 kilo meter melintasi Semanggi-Kuningan-Semanggi. Adapun jalur Blue Line sepanjang 12,2 km melintasi Kampung Melayu-Casablanca-Tanah Abang-Roxy.

Menara Jakarta

Menara Jakarta setinggi 558 meter, yang menelan anggaran sekitar Rp3 triliun itu hingga kini belum jelas sampai sejauh mana pengerjaannya. Proyek ini berada di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat.

Menara ini akan mengalahkan Canadian National Tower di Toronto, Kanada (553 meter), Oriental Pearl Tower di Shanghai, China (460 meter), dan Kuala Lumpur Tower di Kuala Lumpur, Malaysia (421 meter).

Pembangunan menara yang dimulai sejak 1997 ini  terhenti akibat krisis ekonomi tahun 1998. Megaproyek ini akhirnya dilanjutkan kembali pada 2004 silam, tapi sekarang mandek lagi.

Menara Jakarta rencananya akan dikembangkan secara terpadu sebagai pusat jaringan telekomunikasi dan multimedia dengan teknologi tinggi. Menara ini juga akan dikembangkan menjadi pusat gaya hidup. dengan mengintegrasikan aspek teknologi, hiburan, pendidikan, pariwisata dan perdagangan.

Sejumlah fasilitas seperti anjungan wisatawan, tempat parkir seluas 144 ribu meter persegi, gedung podium 17 lantai, restoran berputar, mal, kafe, taman hiburan, museum sejarah Indonesia, hotel, ruang pameran, dan pusat multimedia.

Ikon baru Ibu Kota ini rencananya mulai beroperasi pada 2012 mendatang. Tapi pada kenyataannya, hingga kini belum tampak lagi proses pembangunannya.

Mass Rapid Transit

Pembangunan mega proyek Mass Rapid Transit (MRT) oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, masih dalam proses tender. Ditargetkan pada akhir 2011 ini, seluruh lahan telah selesai dibebaskan, dan pada 2012 awal pembangunannya mulai dilakukan. Kemudian 2016 baru mulai dioperasikan.

MRT yang berbasis rel rencananya akan membentang sekitar 110,3 kilometer. Terdiri dari Koridor Selatan – Utara (Koridor Lebak Bulus - Kampung Bandan) sepanjang 23,3 kilometer dan Koridor Timur – Barat  sepanjang 87 kilometer.

Pembangunan Koridor Selatan-Utara dari Lebak Bulus – Kampung Bandan dilakukan dalam 2 tahap, yakni tahap I yang akan dibangun terlebih dahulu menghubungkan Lebak Bulus sampai dengan Bundaran HI sepanjang 15,2 kilometer dengan 13 stasiun (7 stasiun layang dan 6 stasiun bawah tanah) ditargetkan mulai beroperasi pada akhir 2016.

Tahap II akan melanjutkan jalur Selatan-Utara dari Bundaran HI ke Kampung Bandan sepanjang 8,1 kilometer yang akan mulai dibangun sebelum tahap I beroperasi dan ditargetkan beroperasi 2018, dipercepat dari target awal 2020. Untuk tahap ini studi kelayakannya sudah selesai.

Sementara itu, Koridor Barat-Timur saat ini sedang dalam tahap pre-feasibility study. Koridor ini ditargetkan paling lambat beroperasi pada 2024- 2027. Semoga proyek ini tidak menemui kendala berarti dan dapat terlaksana sesuai dengan target.

Rute Lebak Bulus-HI biaya yang akan dikeluarkan mencapai 144,322 miliar yen atau sekitar Rp15 triliun. Dana itu terbagi menjadi dana porsi pinjaman sebesar 120,017 miliar yen dengan bunga sebesar 0,2%  per tahun dan dari APBN dan APBD sebesar 24,305 miliar yen.

Dam Raksasa

Belakangan ini, warga Jakarta kembali dikagetkan dengan rencana DKI Jakarta untuk membendung laut Jakarta. Tujuannya mengatasi ancaman Jakarta tenggalam, dengan membangunan tanggul raksasa. Namun rencana ini masih dalam dalam bentuk konsep.

Dalam dokumen 'Atlas Pengamanan Pantai Jakarta' yang diperoleh VIVAnews.com,  tanggul raksasa di kawasan pantai utara dibangun membentang dari Tangerang hingga Jakarta Utara. Ini mengacu pada Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 54, Tahun 2008, tentang Tata Ruang Kawasan Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, Puncak dan Cianjur (Jabodetabekpunjur).

Diperkirakan biaya untuk pembangunan dam raksasa sepanjang 35 kilometer ini menghabiskan dana hingga ratusan triliun rupiah. Dam raksasa ini akan menghubungkan pulau terdekat di Teluk Jakarta.

Proyek baru ini juga akan menciptakan enam pulau baru di laut Jawa. Pulau itu akan difungsikan sebagai bendungan penahan gelombang air laut yang menyebabkan abrasi atau pengikisan pantai, dengan menggunakan sistem polder.

Pulau buatan pertama akan dibuat menjadi pelabuhan untuk mendukung Pelabuhan Tanjung Priok. Pulau buatan lainnya akan dibangun pergudangan, terminal peti kemas, hotel, pusat perniagaan modern, permukiman, dan apartemen.

Proyek ini sebenarnya pernah dimulai pada 1995 dan 1997. Namun kegiatan ini terhenti karena krisis moneter dan terbentur dengan ketentuan hukum yang baru. (adi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya