- Antara/ Salis Akbar
VIVAnews – Kasus penembakan brutal yang merenggut nyawa satu waria dan melukai dua waria lainnya di Jalan Purworejo, Taman Lawang, Menteng, Jakarta Pusat, semalam, membikin komunitas waria Tanah Air berduka.
"Kami mengira pelakunya itu sedang mabuk," kata Yulianus atau Mami Yuli, Ketua Forum Komunikasi Waria Seluruh Indonesia, kepada VIVAnews.com di Jakarta, Kamis, 10 Maret 2011.
Waria yang ditembak mati itu bernama Faisal Harahap alias Ucok alias Syakira. Usianya 28 tahun. Dadanya ditembus peluru yang diumbar seorang pria tak dikenal.
Mami Yuli mengenang rekannya yang telah meninggal itu. Katanya, Syakira itu orangnya sangat baik. Dia seorang aktivis anti HIV/AIDS.
"Dia pernah menang Juara III dalam pemilihan Miss HIV/AIDS se-DKI Jakarta. Dia aktivis yang peduli terhadap HIV/AIDS," kata Mami Yuli.
Sebelum aktif di LSM dan yayasan yang bergerak di bidang pencegahan HIV/AIDS, khususnya bagi waria, Syakira yang berasal dari Medan, Sumatera Utara, itu pernah bekerja di kantor desainer terkemuka Hengki Kawilarang.
"Sekarang kan dia sudah banyak kegiatan di forum dan LSM, kalau diminta bantuan baru dia ke tempat kerjanya dulu di Tebet, tempat desainer Hengki Kawilarang," katanya. Selama di Ibukota Jakarta, Syakira tinggal di kawasan Jalan Blora.
Mami Yuli berharap kasus penembakan brutal ini cepat terungkap. Forum Komunikasi Waria Seluruh Indonesia akan membantu LSM Arus Pelangi dan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) untuk mengadvokasi kasus ini.
Kasus itu telah ditangani polisi. Saat ini, aparat masih menyelidikinya. Menurut Tamtam, waria yang juga ditembak, “Pelakunya tinggi besar, laki-laki, dan memakai jaket. Dia mengaku sebagai 'anggota"." Tamtam menyampaikan hal itu saat melihat Syakira di Kamar Jenazah RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat.
Waria berkulit putih dan berambut pirang itu menambahkan, "Pelakunya pengendara motor. Dia masih memakai helm. Yang saya lihat, pelakunya satu orang." (umi)
BMKG Sebut Gelombang hingga 2,5 Meter Bakal Terjadi di Perairan Indonesia, Ini Lokasinya
BMKG mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan pada 20 hingga 21 A
