Kondisi 3 Bayi Kembar Piatu Membaik

Bayi kembar tiga Adeela Arlyana, Adeena Rilyana, dan Adeefa Lilyana Watary
Sumber :
  • Kaskus

VIVAnews - Watary Kurniawan, suami  Lily Riyana Lubis mestinya bahagia karena dikaruniai tiga bayi kembar perempuan yang lucu, Adeela Arlyana, Adeena Rilyana, dan Adeefa Lilyana. Namun, takdir berkehendak lain, begitu melahirkan buah hati mereka, sang istri, Lily, dipanggil Yang Maha Kuasa. Kesedihan tidak bisa ditutupi Watary, dia sempat syok tetapi terus berusaha tegar.

Demi ketiga buah hatinya, pria yang bekerja di bidang konveksi bersama saudaranya ini pelan-pelan menguatkan hatinya. Terlebih setelah keluarga, saudara dan para sahabatnya turut mendukung dan memberinya semangat. Dia ingin merajut hidup dan membesarkan anak-anaknya.

"Alhamdulillah sudah semakin baik, meski Adeena masih harus dirawat," kata Watary saat berbincang dengan VIVAnews.com, Senin malam.

Dia menuturkan, Adeena masih perlu dirawat karena hemoglobin (sel darah merah) masih belum normal dan butuh transfusi darah. Meskipun demikian, dia bersyukur secara umum kondisinya terus membaik.

Selain itu, Watary menyampaikan terima kasihnya kepada masyarakat dan semua pihak yang dengan ikhlas membantu dia dan anak-anaknya. Dia menyebutkan, meskipun pemerintah belum tergerak untuk membantunya, ikhtiar sejumlah organisasi sosial kemasyarakatan dalam penggalangan dana untuk biaya perawatan tiga anaknya dia rasakan lebih dari cukup.

"Sampai sekarang lancar-lancar saja. Sudah banyak yang bantu juga dan tidak ada masalah," ceritanya.

Ketiga anaknya sendiri masih berada di Rumah Sakit Mitra Keluarga, Bekasi Timur. Ketiganya dirawat sejak seminggu yang lalu. Menurut Watary, setiap harinya, dia membutuhkan biaya sekitar Rp4,5 juta untuk perawatan mereka. Selama perawatan itu, total biaya yang ditanggung olehnya sekitar Rp40 juta.

"Lama perawatan di sini (rumah sakit) tidak bisa dipastikan, tergantung perkembangan. Rencananya sampai berat badan mereka normal, antara 1,8 kg sampai dengan 2 kg. Kalau bisa di atas 2 kg. Saat ini yang nomor satu dan dua sekitar 1,6 kg, yang ketiga masih 1,3 kg," jelas Watary.

Awalnya normal

Menakar Peluang Timnas Indonesia Lolos ke Piala Dunia 2026, Ada Berapa Tahap Lagi?

Dalam tulisan hariannya, Watary mengaku bertemu Lily pada 2000, saat masih SMU. Pada 2003, mereka kuliah bersama, dan pada Oktober 2010 mereka memutuskan menikah.

Desember 2010 Watary dapat surprise karena Lily dinyatakan positif hamil. Beberapa bulan ke depan, dokter menyatan Lily mengandung tiga anak. "Entah syok, senang atau takut, kami semua tidak percaya," katanya. "Kami selalu memeriksakannya secara rutin."

Hingga kehamilan Lily berusia 29 minggu, semuanya tak ada yang aneh. Hanya saja, pada Jumat 5 Agustus, Lily merasa sesak nafas. Namun, baginya itu lumrah: orang hamil sesak nafas.

Keesokan harinya, sakit itu datang lagi. Tapi kali ini lebih dahsyat. Lily tak bisa menahannya. Watary langsung membawa Lily ke Rumah sakit. Setelah dicek dokter, Lily langsung dirawat inap. Tak hanya itu, dia pun langsung diberi bantuan oksigen.

Pada Minggu, rasanya sudah lebih enteng, dan Lily sudah mengajak pulang. "Tapi saya kaget, setelah dokter menyarankan Lily operasi caesar," ujar watary. "Tapi Lily tak mau. Alasannya bayinya masih betah."

Menjelang sahur, Senin, 8 Agustus, Lily sesak nafas lagi dan terbatuk-batuk. Watary melihat darah di tisu. Watary pun langsung konsultasi ke suster. Siangnya, dokter kandungan datang dan menyarankan caesar. Namun, Lily masih kukuh, "Adiknya (bayi) masih betah," kata Watary menirukan istrinya.

Selama di RS, Lily tak bisa tidur rebahan, karena akan terasa sesak. Posisinya duduk hampir 90 derajat. 10 menit setelah dokter pulang, Watary melihat kuku Lily agak biru. Dia langsung lapor ke suster. Semua suster panik dan langsung memanggil dokter jaga. Mereka mengecek tensi dan jantung bayi-bayi di kandungan. Dokter jaga langsung menghubungi dokter kandungan melalui telepon. Dokter jaga bilang harus operasi caesar. "Akhirnya kami bersiap-siap, semua panik, tapi Lily terlihat tenang," katanya. "Aku antar dia sampai pintu kamar operasi..."

Sekitar pukul 16.35, keluar suster membawa bayi-bayi mungil. Suster langsung membawa ke ruang bayi dan langsung dimasukkan ke inkubator. Dipasang selang oksigen dan infus. Mereka terlihat cepat dan panik.

"Semua menghambur ke ruang bayi, aku langsung teriak, Lily bagaimana?"

Watary ke ruang ICU. Menurut dokter, Lily harus menjalani observasi untuk sesak napasnya. "Saat aku datang, Lily terlihat tenang. Kami sempat ngobrol dan aku suruh Lily istirahat dan jangan banyak bicara."

Keluarga mulai menjenguk ke ICU per dua orang. Watary bertanya ke dokter ICU bagaimana kondisinya, dan dijawab kondisinya stabil dan baik.

Lewat jam 11.30 keesokan harinya, tidak ada yang boleh masuk lagi ke ICU. Semua siaga di ruang tunggu. 10 menit kemudian, panggilan telepon di ruang tunggu bunyi dan segera diangkat. Telepon itu meminta Watary ke ruang ICU.

"Begitu aku masuk, badanku gemetar dan lemas. Lily sedang dikelilingi dua dokter dan para suster. Dada Lily sedang ditekan-tekan. Aku lihat di layar detak jantungnya sudah nol. Aku menangis dan lemas, tak henti-hentinya aku berdoa kepada Allah SWT untuk kesembuhan Lily."

Doanya terkabul, setak jantung Lily kembali normal. Watary disodori hasil rontgen yang menunjukkan Jantung Lily membesar dan tidak normal.  

Tapi, belum genap lima menit, Lily kembali kritis. Detak jantung Lily semakin menurun. Suster-sester panik lagi, dan menekan-nekan dadanya. "Aku sudah tak karuan. Tertunduk di bawah ranjang Lily. Saat itu pula Lily dinyatakan sudah meninggal."

Pembakar Al-Quran Salwan Momika 'Diusir' dari Swedia, Kini Pindah ke Norwegia

Jokowi Yakin Indonesia Bisa Dapat 61 Persen Saham Freeport Indonesia, Meski Alot Negosiasinya

Keterangan foto: Bayi kembar tiga Adeela Arlyana, Adeena Rilyana, dan Adeefa Lilyana Watary (Kaskus)



Bukan perkara mudah, setelah kehilangan istri, Watary harus menanggung biaya perawatan ketiga anaknya. Menurut catatan, biaya NICU di rumah sakit itu mencapai Rp3 juta per hari per anak. Padahal, belum tahu kapan anak-anak ini bisa keluar. Sementara pendapatan watary pun terbatas.

Bagi Anda yang akan membantu, bisa transfer ke rekening BCA 8420305801 atas nama Watary Kurniawan. Nomor telepon genggam Watary 08121961238. (umi)


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya