Polda Metro Jaya: Awas Polisi Gadungan

Ilustrasi/borgol.
Sumber :
  • ientrymail.com

VIVAnews --Kepolisian Daerah Metro Jaya mengimbau kepada warga agar waspada atas segala tindak kejahatan, termasuk pelakunya menyamar sebagai anggota polisi. Modus kriminal dilakukan biasanya pemerasan.

Kejadian tak mengenakkan itu pernah dialami oleh Sutrisno, yang tinggal di kawasan Pademangan, Jakarta Utara pada 30 Agustus 2011 silam.

Saat itu korban didatangi oleh beberapa orang mengaku sebagai polisi dari Mabes Polri dan menuduhnya sebagai pengedar narkoba. Pelaku membawa korban, dengan alasan akan diminta keterangan.

"Pelaku mengaku anggota Mabes Polri mereka sengaja memborgol korban, yang kemudian dibawa keliling. Alasan mereka membawa korban karena diduga sebagai bandar narkotika. Pelaku meminta uang sebesar Rp1 miliar," ujar Kasubdit Resmob, Direktorat Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Herry Heryawan, Rabu 2 Mei 2012.

Korban lainnya yakni Huang, warga negara Korea yang tinggal di kawasan Kapuk Muara, Cengkareng, Jakarta Barat. Korban, kata Herry juga diperas dan diculik oleh kelompok pelaku yang sama.

Korban juga dituduh sebagai pengedar narkoba. Pelaku meminta tebusan kepada keluarga sebesar Rp178 juta. Kali ini pelaku mengaku sebagai anggota Polda Metro Jaya.

Untuk para pelaku di kedua kejadian tersebut, kata Herry, sudah berhasil diamankan sebagian, dan sisanya masih DPO. "Setiap melakukan aksinya, pelaku selalu membawa atribut yang digunakan oleh polisi pada umumnya, seperti menggunakan celana coklat, membawa borgol dan HT. Peralatan tersebut supaya korban percaya," kata Herry.

Untuk mengurangi kejadian tersebut, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Rikwanto mengimbau, apabila ada petugas yang menanyakan sesuatu hal kepada masyarakat tentang kasus, mereka mengecek surat bukti, namanya petugas, dari mana asalnya, juga kartu tanda anggota.

"Kalau kurang percaya juga harus hubungi ke Polsek setempat, untuk memastikan apakah benar atau tidak. Termasuk kalau ada polisi di jalanan yang berjaket juga harus jelas asal usulnya," jelas Rikwanto.

Hal serupa juga diungkapkan Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Toni Harmanto. Ia menjelaskan, jika masyarakat ada keraguan kepada oknum petugas, jangan takut dan panik. Yang penting, kata Toni harus ada perlawanan dahulu dan jangan mudah percaya.

MK Pastikan Tak Ada Deadlock Putuskan Perkara Sengketa Pilpres
Ilustrasi pasien dirawat di rumah sakit.

Ahli Ungkap 7 Tanda Sekarat hingga Sebabkan Kematian, Apa Saja?

Tanda dari kondisi sekarat umumnya bisa terlihat dari perubahan pada tubuh entah wajah, mata atau bahkan pembicaraan yang kadang dirasa aneh oleh keluarga.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024