- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVAnews - PT Kereta Api mengganti KRL Ekonomi yang sudah tidak layak jalan dengan KRL AC atau Commuter Line. Kepala Humas KA Daerah Operasi 1, Mateta Rijalulhaq, mengatakan penggantian dilakukan secara bertahap.
Mulai hari ini dua KRL Ekonomi diganti, yakni satu kereta dari Bogor dan satu dari Bekasi. "KRL Bogor-Jakarta pemberangkatan pukul 5.18 WIB, dan Bekasi-Jakarta 6.45 WIB," kata Mateta kepada VIVAnews, Jumat, 8 Juni 2012.
Menurutnya penggantian dilakukan dengan melihat kondisi KRL. Bila sudah tidak memungkinkan dioperasikan, maka langsung ditarik. Penumpang yang biasa membeli tiket ekonomi Rp2.000 untuk jurusan Bogor-Jakarta, kini harus merogoh kocek lebih dalam yakni Rp7.000 untuk satu kali perjalanan Commuter Line. "Itu konsekuensi mereka," ujarnya.
PT KA memang berniat menurunkan tarif Commuter Line sebesar Rp500. Keputusan itu diambil agar harga tiket dapat dijangkau oleh para penumpang KRL ekonomi. Namun Mateta belum dapat memastikan kapan penurunan harga karcis diberlakukan.
Saat ini kondisi semua KRL Ekonomi sudah uzur, sehingga sering mogok di jalan. Jika salah satu KRL mogok maka dipastikan perjalanan KRL lainnya terhambat. Dan itu terjadi hampir setiap hari. Seperti Kamis pagi kemarin, KRL Ekonomi Bogor-Kota mogok di stasiun Tanjung Barat. Hal ini mengakibatkan jadwal kereta terganggu dan mengalami keterlambatan parah. Ribuan komuter terlambat tiba di kantor.
Mateta menjelaskan ke depannya semua kereta kelas ekonomi diganti oleh kereta berpendingin. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan membeli kereta baru dari Jepang. Tahun ini 20 unit kereta sudah tiba dari Jepang. Penambahan armada kereta api ini akan terus dilakukan hingga tahun 2019.
Setelah 20 unit KRL dari Jepang ini, akan ada 140 unit kereta lagi yang tiba di Jakarta hingga akhir 2012. Rencananya rangkaian KRL juga akan ditambah dari 8 kereta per rangkaian menjadi 10 kereta per rangkaian.
MPMInsurance Ungkap Perlindungan Asuransi Kecelakaan yang Banyak Orang Belum Tahu
Saat jalan raya semakin ramai dan kondisi berkendara semakin sulit, kemungkinan terjadinya tabrakan berpotensi meningkat. Asuransi dibutuhkan.
