- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVAnews - Enam calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta kembali "berperang". Usai mengawali kampanye di hadapan anggota DPRD DKI Jakarta, mereka langsung menuju Hotel Melia untuk memaparkan visi dan misi mereka di hadapan media dengan tajuk 'Jakarta Mencari Pemimpin'.
Dalam debat kali ini, pasangan Jokowi-Ahok menjanjikan terobosan baru, diantaranya kartu sehat dan kartu pintar untuk kalangan tidak mampu. Menjanjikan ketersediaan pendidikan gratis dari tingkat dasar sampai tingkat menengah atas.
Untuk anak-anak Sekolah Menengah Kejuruan akan dibekali dengan keterampilan lain usai menyelesaikan sekolahnya. Agar mereka bisa langsung bekerja.
Jokowi memastikan program ini tak akan gagal di Jakarta. "Ini bukan mimpi, kartu sehat dan kartu pintar sudah ada di Solo," kata Jokowi dalam debat di Grand Melia, Jalan Rasuna Said, Jakarta, Minggu, 24 Juni 2012.
Selain masalah pendidikan, yang menjadi fokusnya adakah penanganan macet. Ia menjanjikan 1.000 unit busway, peremajaan kopaja, mempercepat pembangunan monorel dan penataan PKL dan pasar. "Kami bukan ingin menggerakan mobil, tapi menggerakkan masyarakat," kata Jokowi.
Untuk mewujudkannya, kata Jokowi, yang harus dilakukan pertama adalah perbaikan sistem. Sistem cukup dibangun satu tahun, sementara pada tahun berikutnya adalah monitoring terhadap program.
"Yang namanya birokrasi resistansinya hanya di tahun pertama, kalau ada sistem baik semua akan baik di tahun-tahun setelahnya," ujarnya. "Yang penting adalah manajemen kontrol yang terus menerus, kita harus selalu banyak di lapangan untuk manajemen kontrol, untuk mengetahui apa kebutuhan masyarakat."
Debat melibatkan sejumlah panelis seperti, Ekonom dari ECONIT, Hendri Saparini; Ketua Umum MTI UGM, Danang Paringkesit; dan pakar dari LIPI, Siti Zuhro. (adi)