- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVAnews - Berdasarkan data dari Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kota Bekasi, setidaknya ada 20 laporan kasus pelanggaran Pilkada Kota Bekasi, Jawa Barat. Pelanggaran tersebut termasuk diantaranya indikasi politik uang yang dilakukan salah satu pasangan calon.
"Praktek money politic itu terkait dengan pembagian Kartu Bekasi Sehat di Kecamatan Bekasi Utara pada masa kampanye lalu," kata anggota Panwaslu Kota Bekasi, Machmud Permana, Senin, 17 Desember 2012.
Disampaikan Permana, seluruh laporan itu masih dalam pengembangan dan pencarian bukti oleh Panwaslu Kecamatan. Kasus lain yang sedang ditelusuri adalah penangkapan dua joki pemilih di TPS 30, Kelurahan Pekayon Jaya, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi.
Menurut Ketua Panwaslu Kota Bekasi, Yayah Nahdiyah, dua joki itu diketahui warga luar daerah. Salah satunya diketahui belum cukup usia sebagai pemilih. Mereka tertangkap tangan saat ikut memberikan hak suara.
"Mereka mengaku diperintah petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) wilayah Bekasi Selatan berinisial NG," katanya.
Pelaku berinisial AG (18) dan WA (15), adalah warga luar daerah yang tinggal di rumah kontrakan milik NG. Mereka datang ke TPS menggunakan surat undangan dari KPU milik warga setempat yang diberikan NG.
"Surat undangan itu resmi, tapi tidak dipakai oleh warga," ujar Yayah.
Ditambahkan Yayah, NG meminta kedua joki mencoblos pasangan nomor dua Sumiyati Mochtar Mohammad-Anim Imamudin. Aksi kedua pelaku itu pun diketahui oleh warga setempat yang mencurigai adanya ketidakcocokan wajah pelaku dengan pemilik undangan. "Warga kenal pemilik undangan tersebut," kata Yayah.
Kasus tersebut masih dalam proses penyidikan tim dari Panwaslu melalui keterangan saksi dan barang bukti yang ditemukan. Setelah itu akan direkomendasikan ke pihak kepolisian karena masuk ke dalam ranah pidana.
Akhirnya Letkol Danu Resmi Jadi Komandan Pasukan Tengkorak Kostrad TNI Gantikan Raja Aibon Kogila
Serah terima baru saja dilaksanakan di lapangan Sadelor.
