RSAB Harapan Kita: Syuting Tak Ganggu Pasien

Tragedi RSAB Harapan Kita
Sumber :
  • VIVAnews/Arie Dwi Budiawati

VIVAnews – Direktur Utama Rumah Sakit Harapan Kita, Achmad Soebagio, mengatakan kegiatan syuting film pada Rabu malam, 26 Desember 2012, tidak mengganggu pelayanan kepada pasien. Kegiatan tersebut juga diklaim bukan menjadi penyebab meninggalnya Ayu Tria Desiani.

"Kegiatan syuting itu tidak menghambat proses perpindahan dari IGD ke ICU," kata Subagio dalam konferensi pers di gedung Kementerian Kesehatan, Jakarta, Kamis 27 Desember 2012.

Dia menambahkan, lokasi syuting itu berbeda ruangan dengan ICU. "Yang dipakai syuting itu bukan ruang penindakan. Syutingnya di ruang sebelah ICU," kata dia. "Saya ini meluruskan, karena seolah-olah Ayu meninggal karena tidak bisa dibawa ke dalam ruang ICU yang terhalang oleh mereka yang syuting."

Ayu datang ke rumah sakit pada pukul 18.20 WIB, Rabu sore. Pada saat masuk ke rumah sakit, kata Subagio, kondisi Ayu sudah buruk. Ayu telah mengalami diare selama tiga hari berturut-turut, dan kala itu kesadarannya telah menurun. Ayu juga telah berkali-kali berobat ke RSAB Harapan Kita dengan berbagai macam sakit yang memang sudah kronis.

Setelah tiba, Ayu dimasukkan ke dalam IGD untuk distabilisasi. Proses stabilisasi tersebut, kata Subagio, dilakukan dalam waktu dua jam dan berjalan dengan baik. "Dari IGD, pasien langsung dilarikan ke ICU segera setelah kondisinya stabil, tanpa ada halangan apapun," jelasnya.

Di ICU tersebut, Subagio menambahkan, Ayu mengalami penurunan tekanan darah. Peristiwa itu terjadi pada pukul 12 malam. Sehingga, dokter yang menangani memberikan tindakan sebagaimana mestinya. Namun sayang, sekitar pukul 2:20 WIB Ayu menghembuskan napas terakhir.

Sebelumnya, orangtua Ayu, Kurnianto Ahmad Thoyfur, mengatakan RSAB Harapan Kita telah memperlakukan anaknya dengan baik. Namun, dia menyayangkan kegiatan syuting di rumah sakit itu. Kurnianto mengaku kesal, karena merasa terganggu dengan kegiatan syuting. Jalan yang harus dilewati oleh anaknya dipakai untuk produksi film.

"Saya bingung, ICU yang seharusnya itu steril, tapi kru-kru itu berpakaian dan keluar masuk seenaknya saja. Padahal kami saja, pihak keluarga, harus mensterilkan diri," ujar Kurnianto.

Dia menambahkan, saat itu bukan hanya keluarganya yang kesal dengan kegiatan syuting itu. Keluarga pasien lainnya, kata dia, juga kesal. Keberadaan kru-kru film inilah yang menurutnya amat mengganggu. Apalagi, tercatat hingga anaknya dinyatakan meninggal pada pukul 2.30 WIB, Kamis dinihari, syuting tersebut masih berlangsung.

Gibran: Terima Kasih Pak Ganjar dan Pak Anies
Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta

UNS Kerjasama dengan BRI Gelar Program Desa Inspiratif

Desa yang tergabung dalam program “Desa BRILIAN” diharapkan menjadi sumber inspirasi kemajuan desa yang dapat direplikasi ke desa-desa lainnya.

img_title
VIVA.co.id
23 April 2024