- VIVAnews/Fernando Randy
VIVAnews - Direktur Utama Jakarta Tollroad Development, Frans Sunito, menguraikan bahwa pembangunan 6 ruas jalan tol dalam kota akan menguntungkan pengguna angkutan umum. Sebab 6 ruas jalan tol itu akan terkoneksi dengan jalur Mass Rapid Transit (MRT). Di dalam jalan tol itu akan dibangun selter bus yang dihubungkan dengan MRT, Kereta Api dan Transjakarta.
"Ada 17 lokasi yang terbentang dari Rawa Buaya hingga kawasan Casablanca, Kampung Melayu, Pancoran dan Pasar Minggu," kata Frans ketika memaparkan pembangunan 6 ruas tol di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa 15 Januari 2013.
Berbeda dengan jalan tol lainnya, pintu masuk dan keluar tol (on/off ramp) rata-rata berjarak 8 kilometer. Pintu keluar masuk itu dibuka 9 lokasi yaitu di Semanan, Pedongkelan, Grogol, Boulevard Barat, Bekasi Raya, Pramuka, Slipi, Pancoran, danTanjung Barat.
Pembangunan 6 ruas tol itu akan dibagi dalam beberapa tahap. Tahap pertama akan dibangun ruas tol Semanan-Sunter sejauh 20,23 kilometer dilanjutkan pembangunan tol Sunter-Pulo Gebang yang jaraknya 9,44 kilometer.
"Kedua ruas tol ini ditargetkan selesai pada pertengahan tahun 2014," katanya.
Bila pembangunan dua ruas tol tersebut telah selesai, pembangunan akan dilanjutkan di ruas tol Duri Pulo-Kampung Melayu dengan jarak 12,65 kilometer dengan nilai investasi Rp5,96 triliun dan Kemayoran-Kampung Melayu sepanjang 9,60 kilometer senilai Rp6,95 triliun. Tahap terakhir adalah pembangunan ruas jalan tol Pasar Minggu-Casablanca sepanjang 9,15 kilometer dengan investasi Rp5,71 triliun.
"Ditargetkan, pada awal 2020 enam ruas tol ini sudah selesai pembangunannya dan pertengahan 2020 sudah bisa digunakan," ungkap Frans.
Nantinya, setelah selesai, 6 ruas tol itu akan menyatu dengan tol lingkar luar milik PT Jasa Marga Tbk. Namun, tarifnya akan terpisah dengan tol lingkar luar.
