Sebelum Dicabuli Guru, MA Pernah Disembunyikan di Bagasi

Ilustrasi pelecehan seksual.
Sumber :
  • VIVAnews/ Faddy Ravydera
VIVAnews
Ditanya Kontrak STY, Erick Thohir Sebut Sepakbola Indonesia di Jalur yang Tepat
- Siswi berinisial MA mengaku empat kali mendapat perlakuan asusila dari Guru T yang juga Wakil Kepala Sekolah SMAN 22 bidang Kesiswaan. MA mengaku diminta melakukan oral seks di tempat yang berbeda-beda.

YouTube Luncurkan sebuah Serial Dokumenter 5 bagian berjudul “Seribu Kartini”

"Yang keempat kali di rumah dia di Bekasi," kata MA saat berbincang dengan
Mudik Lebaran 2024 Dinilai Beri Dampak Positif untuk Perekonomian Indonesia
VIVAnews , Jumat malam, 1 Maret 2013.


Menurut MA, perlakuan asusila yang keempat ini terjadi pada bulan Juli 2012. Mulanya, T menghubungi MA. Seperti biasanya, T meminta bertemu dengan alasan ada pembicaraan yang penting. Karena masih trauma dengan tiga perlakuan asusila sebelumnya, MA berusaha menolak. Namun, karena diancam ijazahnya akan ditahan, MA terpaksa menuruti keinginan T.


Bertemulah MA dengan Guru T di tempat yang ditentukan, di depan Gedung Kementerian Lingkungan Hidup, Jakarta Timur.  T menjemput MA di tempat tersebut dengan menggunakan mobil Toyota Avanza.  T lantas mengajak MA ke rumahnya di Bekasi. Rumah Guru T memang lagi sepi saat itu.


"Istri dia ke pemakaman dengan anak-anaknya, karena saat itu menjelang bulan puasa," kata MA. "Kata Pak guru dia punya waktu sampai jam dua, karena saya mau jemput Bunda (istrinya)," kata MA.


Melajulah Toyota Avanza itu ke Bekasi, ke kediaman T. Namun, di tengah jalan,  T meminta MA pindah ke bagian belakang mobil yang menyerupai bagsi. Alasannya, T tidak ingin orang lain tahu dirinya membawa perempuan lain ke rumahnya. "Saya disuruh ngumpet, takut ada yang tahu," tutur MA.


Di rumah T pun, MA diminta bersembunyi. Dia disuruh masuk lewat pintu samping. "Setelah saya masuk, saya ditarik ke kamar, dia buka celana, memaksa saya lagi," katanya. "Setelah melakukan itu (oral seks), saya disuruh cuci tangan di kamar mandi yang berada di dalam kamar."


Setelah nafsu durjananya tersalurkan, T kemudian mengantarkan MA pulang. Namun, seperti peristiwa-peristiwa sebelumnya,  T menurunkan MA di jalanan. Tak diantar sampai ke rumah. "Saya diantar pulang sampai Cibubur Junction, saya diberi uang untuk naik taksi," katanya.


MA mengaku perbuatan asusila ini terpaksa dia terima sampai empat kalinya. Sebab, pada awalnya dia merasa takut karena ancaman T yang akan menahan nilai dan ijazahnya. Memang, saat itu MA tengah menghadapi ujian. "Karena saya takut. Tapi kemudian saya cerita ke Pak Y. Bilang kalau Pak T berbuat begini-begini," ujar MA.


"Saya disarankan mengadu ke bagian Bimbingan dan Konseling. Saya bilang kalau mau melaporkan Pak T. Dan BK mempersilakan saya melapor," kata MA.


Sebelumnya, T menyampaikan bantahannya atas tudingan ini. Menurut dia, semua perkataan MA fitnah, antara dirinya dengan MA tidak ada hubungan apa pun. MA, kata T, justru memiliki hubungan khusus dengan Y, rekan kerjanya di SMA 22 Jakarta. Baca . (umi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya