Karyawan Rekam Suara Penyiksaan Pengusaha Bekasi

Sumber :
VIVAnews
PLN Operasikan SPKLU Khusus Angkot Listrik di Kota Bogor
– Ahmad Dardiri, adik pengusaha Bekasi Imam A. Syafe’i yang ditemukan tewas di area parkir Bandara Soekarno Hatta, tak habis pikir kenapa kakak sulungnya itu bisa sampai menjadi korban penculikan dan pembunuhan.

100 Ribu Pendukung Prabowo-Gibran Bakal Demo di Gedung MK, Begini Pesan Cawapres Terpilih

“Kakak saya orangnya sangat baik dan dia jadi tulang punggung keluarga. Dia juga yang membiayai kuliah saya. Mas Imam tidak pernah ada masalah dengan siapa pun. Makanya saya kaget,” ujar Ahmad di rumah korban, Selasa 19 Maret 2013.
Angka Kecelakaan Menurun Selama Mudik Lebaran, Kapolri dan Anak Buahnya Dapat Apresiasi


Istri korban, Ida Arifah (29 tahun), dan dua anaknya, Toriq (7 tahun) dan Urfa (2 tahun) tak henti menangis. Imam menghilang ketika pergi mengecek barang di Pulogadung, Jakarta Timur, Sabtu 16 Maret 2013, sekitar pukul 10.30 WIB. Ironisnya, hari menghilangnya Imam bertepatan dengan ulang tahun dia.


Tidak berapa lama usai pergi ke Pulogadung, ujar Ahmad, Imam menelepon salah satu karyawan kantornya di Kramat Sentiong, Jakarta, bernama Taruji, 40 tahun. “Mas Imam ketika itu minta agar karyawannya menyiapkan printer untuk dikirim ke Bandung,” kata Ahmad.


Satu jam kemudian, sekitar pukul 11.30 WIB, korban kembali menelepon karyawannya. Tapi tidak ada suara apapun di ujung telpon. “Setelah diam, tiba-tiba di ujung telepon itu Pak Taruji (karyawan Imam) mendengar suara orang sedang bertengkar,” kata Ahmad.


Taruji mendengar suara mengerang kesakitan dan jeritan minta tolong dari Imam. “Pak Taruji kemudian berinisiatif merekam suara di telepon tersebut. Rekaman dugaan penyiksaan terhadap Mas Imam berdurasi sekitar 25 menit. Dari rekaman suara telepon itu, sepertinya Mas Imam sedang disiksa di dalam mobil,” ujar Ahmad.


Di rekaman itu juga terdengar salah satu pria mengancam agar korban segera memberitahu PIN ATM miliknya. “Mas Imam sempat menolak, tapi pelaku yang diduga kenal dekat dengannya kemudian mengancam akan mengintimidasi anak dan istrinya,” ujar Ahmad.


Sambungan telepon kemudian terputus. Karyawan dan keluarga berusaha kembali menghubungi Imam, namun tidak pernah diangkat. “Setelah itu empat nomor teleponnya mati dan tidak bisa lagi dihubungi,” kata Ahmad. Ia menduga pelaku penculikan dan pembunuhan adalan rekan bisnis kakaknya. (eh)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya