Jasad Pengusaha Bekasi Terikat di Jok Belakang Mobil

Polisi lakukan identifikasi mobil milik pengusaha Bekasi
Sumber :
  • Nur Khavifah/ Tangerang
VIVAnews
Mobil Listrik Ini seperti Replika Alphard Mini, Harga Murah Meriah
- Imam A. Syafei (31), warga Jalan Lumbu Utara 2D Nomor 226, RT 7 RW 19, Kelurahan Bojong Rawalumbu, Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi, Jawa Barat, ditemukan tewas di Terminal 1C Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Tangerang, Banten, dini hari tadi.

Menag Ingatkan Umat Islam soal Perjuangan Politik Pemilu 2024 Sudah Selesai

Imam yang diduga diculik rekan bisnisnya sejak Sabtu 16 Maret 2013, ditemukan sudah membusuk di dalam mobilnya, Suzuki Grand Vitara warna hitam dengan nomor polisi B 531 EV. Jasadnya pertama kali ditemukan oleh satpam bandara yang sedang patroli dan mencurigai bau busuk dari sebuah mobil yang terparkir.
Terpopuler: Hasil Apik Timnas Indonesia U-23, Anthony Ginting Tembus Olimpiade 2024


Posisinya berada di jok belakang mobil. Saat ditemukan tubuhnya sudah mengeluarkan bau, kaki tangan diletakkan di bagian punggung dan diikat menjadi satu. "Wajahnya dilakban. Di dalam mobil juga ditemukan banyak bercak darah," kata Suwandis, tetangga  Imam, Selasa 19 Maret 2013.


Informasi meninggalnya Imam diterima keluarga sekitar pukul 04.00 WIB. "Yang kasih tahu melalui telepon, petugas dari Polda Metro Jaya," ucapnya.


Saat ini adik bungsu Syafei, Ahmad Dardiri, dan tetangga tengah berada di RSUD Tangerang, melihat proses autopsi yang dilakukan tim dokter dari RSCM Jakarta. "Tadi ditelepon sama keluarga sekitar pukul 10.00 WIB, katanya masih proses autopsi," kata Suwandis.


Rencananya jenazah Imam akan disalatkan di sebuah masjid yang tidak jauh dari rumah duka, dan setelah itu akan dimakamkan di TPU Pedurenan, Mustikajaya Kota Bekasi.


Istri Imam, Ida Arifah (29), tampak syok belum mau dimintai keterangan. Sementara sejumlah kerabat, rekan kerja dan tetangga masih terus berdatangan untuk mengucapkaan bela sungkawa.


"Pak Imam sosoknya kalem, tidak banyak omong. Jiwa sosialnya juga tinggi. Dia jarang berkonflik dengan orang, makanya saya kaget dengar kalau dia dibunuh," ujar Suwandis. (umi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya