- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVAnews - Fransiscus, sudah satu malam bertahan di atas tower Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (Sutet), di kawasan Pasar Senen, Jakarta Pusat, Selasa, 16 April 2013. Meski disambangi Menteri BUMN Dahlan Iskan, pria asal Nusa Tenggara Timur tetap tidak mau turun.
Dahlan yang datang menggunakan kemeja berwarna putih, celana hitam dan caping berkali-kali membujuk Fransiscus. "Ayo turun. Turun, turun, turun," teriak Dahlan Iskan sambil melambaikan tangan.
Namun permintaan Dahlan Iskan tak digubris meski sudah lebih dari 5 menit melambaikan tangan dan meminta Fransiscus untuk turun dari tower. Sesuai dengan tuntutan dalam spanduk putih yang dipasang, dia hanya ingin turun bila bertemu dengan Presiden SBY.
Karena tidak berhasil membujuknya, Dahlan kemudian melakukan dialog dengan Marina Kristiani. Kerabat Fransiscus itu menyampaikan persoalan yang sama bahwa tanah mereka di Kelurahan Todabelu, Kecamatan Golewa, Kabupaten Ngada, NTT tergusur proyek pembangkit listrik panas bumi.
"Kami digusur sejak 2005. Sampai hari ini saya sendiri baru dapat ganti rugi Rp15 Juta," keluhnya.
Maria mengatakan, pembangkit listrik itu menghabiskan lahan warga lebih dari 5 hektar. Sebanyak 1 hektar di antaranya tanah milik keluarganya. Ia meminta keadilan karena keluarganya sangat membutuhkan biaya ganti rugi, terutama untuk pendidikan. Lahan itu merupakan sumber kehidupan keluarga. "Kita akan selesaikan secara kekeluargaan," kata Dahlan Iskan.
Ia mengatakan sebenarnya ada persepsi yang berbeda terkait ini. PLN melakukan pembangunan pembangkit listrik sesuai kesepakatan dengan Pemda NTT.
"Pemda yang memberikan tanah ke PLN. Katanya Pemda NTT sudah menyelesaikan masalah lahan itu. Sebenarnya masalah ini adalah Pemda dengan Bu Maria serta warga lainnya," kata Dahlan. (Laporan: Eka Permadi, Jakarta | umi)
Jokowi Tunjuk Menko Airlangga Jadi Ketua Pelaksana Tim Nasional OECD, Intip Tugasnya
Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi menunjuk Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, sebagai Ketua Pelaksana Tim Nasional OECD.
