Sumber :
- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAnews
- Unjuk rasa ratusan Serikat Pekerja Kereta Api Jabodetabek (SPKAJ) di Stasiun Juanda, Jakarta Pusat, berlangsung ricuh, Selasa 25 Juni 2013. Polisi membubarkan secara paksa karena mereka berusaha merangsek masuk ke dalam stasiun menuju kantor PT Kereta Api Commuter Jabodetabek yang berada di dalam Stasiun Juanda.
"Karena perwakilan kami tidak diizinkan masuk, maka kami yang masuk," ujar seorang orator.
Baca Juga :
Program Beasiswa Kuliah S1 di Jepang, Bebas Biaya dan Dapat Uang Saku Rp12 Juta Perbulan
"Karena perwakilan kami tidak diizinkan masuk, maka kami yang masuk," ujar seorang orator.
Pengunjuk rasa kemudian bergerak maju dan dihalau oleh petugas. Keadaan sedikit menjadi panas hingga akhirnya terjadi bentrokan.
Gas air mata sempat ditembakkan oleh polisi. Para demonstran berlarian masuk ke Jalan IR. Juanda 1B dan ke arah jalan raya. Polisi sempat mengejar massa hingga ke jalan.
Kini di depan Stasiun Juanda dipenuhi oleh polisi yang bersiaga dengan tameng dan tongkat. Pengunjuk rasa masih mundur belum terlihat mendekati lokasi.
Ratusan karyawan kontrak PT KCJ ini menuntut diangkat menjadi karyawan tetap. Mereka adalah karyawan yang bertugas sebagai penjaga loket, penjaga pintu masuk, petugas keamanan serta petugas kebersihan. Mereka berasal dari sejumlah stasiun yang ada di Jabodetabek.
Sebelumnya, massa mengadukan nasib mereka ke Lembaga Bantuan Hukum (LBH).
Sementara itu, PT KAI Commuter Jabodetabek menilai unjuk rasa Serikat Pekerja Kereta Api Jabodetabek salah sasaran. Direktur Komersial dan Humas PT KCJ Makmur Syaheran meminta karyawan menutut kepada agen yang mempekerjakan mereka.
"Jadi secara hukum, mereka hubungannya dengan vendor. KCJ itu berhubungan dengan vendor bukan kepada karyawan secara langsung," katanya. (sj)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Pengunjuk rasa kemudian bergerak maju dan dihalau oleh petugas. Keadaan sedikit menjadi panas hingga akhirnya terjadi bentrokan.