Nenek Korban Mutilasi Sudah Tewas Tiga Bulan Lalu

ilustrasi mutilasi
Sumber :
VIVAnews
Kerbau Albino Diundang ke Gedung Pemerintah, Harganya Rp7,8 Miliar
- Jasad seorang nenek berusia 80 tahun yang ditemukan dalam bentuk tulang belulang, diduga telah tewas sejak tiga bulan lalu. Korban Siti Amina diduga menjadi korban mutilasi oleh anaknya, Sigit, 40 tahun.

Terdakwa Yosep Subang Diadili Bunuh Istri dan Anak Demi Uang, Korban Dibacok Pakai Golok

"Hasil pemeriksaan sementara, korban meninggal sejak bulan April," kata Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya, AKBP Herry Heriawan, saat ditemui di Polsek Tanah Abang, Minggu 14 Juli 2013.
Bank Muamalat Cetak Laba Rp 14,1 Miliar pada 2023, Aset Tumbuh 9 Persen


Herry mengatakan, korban hanya tinggal berdua dengan Sigit. Diketahui, Sigit sangat sayang kepada orangtuanya. Bahkan, saking sayangnya kepada sang Ibu, Sigit tak mau jauh dari orangtuanya hingga berujung mutilasi. Jasad korban pun disimpan dalam sebuah ember.


"Dia hanya tinggal berdua. Namun, saking sayangnya, (Ibunya)
dipegangin
terus oleh pelaku," ujar dia.


Kejadian ini terungkap oleh kakak pelaku, Kapten Bambang Yuda Kusuma, yang datang ke rumah ibunya di Jalan Danau Mahalona E II/78 RT 018/04 Kelurahan Benhil, Jakarta Pusat, sekitar pukul 22.30 WIB, pada Sabtu 13 Juli 2013. Namun, ia hanya menemukan adiknya, Sigit, di dalam rumahnya.


Ketika ditanya ke mana ibunya, Sigit menjawab bahwa ibunya meninggal. Lalu, Bambang menanyakan di mana dikuburnya, namun Sigit tidak menjawabnya.


Bambang yang kebingungan lantas bermaksud menemui ketua RT setempat untuk menanyakan keberadaan ibunya. Namun, ia justru bertemu dengan tetangganya, Muhammad Ali. Ketika ditanya, Ali mengatakan bahwa tidak mendengar kabar meninggalnya Siti Amina, meski telah lama wanita itu tidak terlihat oleh warga sekitar.


Akhirnya, ketika diperiksa ke dalam rumahnya, Bambang pun terkejut saat menemukan ibunya sudah menjadi kerangka berbentuk potongan-potongan.


Selanjutnya, penemuan kerangka tersebut dilaporkan Bambang ke Polsek Metro Tanah Abang. Malam itu, kepala SPK dan petugas lainnya langsung mengecek ke tempat kejadian perkara, karena penemuan kerangka manusia tersebut diperkirakan tidak wajar. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya