Pengunjuk Rasa Tolak Penetapan Pleno KPU Kota Tangerang

Polisi tumbang kena gas air mata
Sumber :
  • VIVAnews/Nur Avifah
VIVAnews
Hasil Liga 1: Persis Solo Legowo Akui Kemenangan Tim Tamu Persita Tangerang
- Hingga malam ini, Kamis 25 Juli 2013, kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Tangerang, Jalan Nyi Mas Melati, masih dikepung massa pendukung bakal calon wali kota Arief R Wismansyah dan Sachrudin.

Pemerintah Sudah Kantongi Rp 112 Miliar Pajak Transaksi Kripto pada 2024

Massa menolak keputusan rapat pleno KPU karena calon wakil wali kota pasangan itu tidak memenuhi syarat administrasi dan tidak lolos verifikasi. Sachrudin tidak mengantongi izin dari Wali Kota Tangerang, Wahidin Halim.
Tetap Kompak, Momen Eko dan Akri Jenguk Parto, Minta Penggemar Jangan Khawatir Hal Ini


Menurut Ketua DPD Partai Gerindra, Budi Heriyadi, keputusan rapat pleno KPU cacat hukum karena Wahidin Halim mempunyai kepentingan dengan tidak mengeluarkan izin kepada Sachrudin untuk maju sebagai wakil wali kota.


Budi menilai Wahidin tebang pilih dalam kebijakannya memberikan izin. Sachrudin yang menjabat sebagai Camat Pinang tidak mendapat izin, sementara Harry Mulya Zein yang menjabat sebagai Sekretaris Daerah Wali Kota Tangerang mendapatkan izin.


Dia menganggap KPU Kota Tangerang ikut memiliki kepentingan karena memaksakan pengambilan nomor urut peserta pemilu pada Jumat besok. Padahal, kata dia, surat jawaban dari KPU Pusat terkait komunikasi penetapan calon belum diterima KPU Kota Tangerang.


Sampai saat ini situasi di depan kantor KPU Kota Tangerang masih ramai pengujuk rasa. Terlihat Kapolres Metro Tangerang Kota, Komisaris Besar Riad, berada di lokasi untuk memimpin pengamanan.


Sebelumnya, seorang anggota Sabhara Polres Metro Tangerang Kota terkena sasaran tembak gas air mata saat mengamankan unjuk rasa di kantor KPU Tangerang.


Akibatnya, kepala bagian belakang Briptu Yan Widi, terluka dan mengeluarkan banyak darah. Yang bersangkutan langsung dilarikan ke rumah sakit.


Dari pantauan
VIVAnews
, sang penembak yang juga rekan sesama polisi mengarahkan tembakan gas air saat pendemo dan polisi terlibat aksi saling dorong. Tapi peluru gas air mata justru mengenai kepala bagian belakang Briptu Yan Widi, sehingga korban tumbang.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya