Digusur, Warga Muara Baru Berharap Uang Ganti Rugi ke Jokowi

Penggusuran Waduk Pluit
Sumber :
  • VIVAnews/Fernando Randy
VIVAnews
Satu Motor dan Mobil Tertimpa Pohon Tumbang di Depok
- Perintah Provinsi DKI Jakarta akan melakukan normalisasi Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara. Demi proyek tersebut warga di sekitar bantaran Waduk Pluit harus merelakan tempat tinggalnya digusur.

AS Minta Iran Biarkan Israel Lakukan Serangan Balik, Hanya Sebagai 'Simbolis' Agar Israel Tak Malu

Salah satu warga Muara Baru, Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, Kustoro, 48 tahun, mengaku sudah rela apabila rumahnya yang sudah ditempatinya sejak tahun 1993 harus digusur. Dia sadar rumahnya berdiri di atas lahan milik Pemerintah.
Potret Serda Maria Samuel, Prajurit TNI Cantik Keturunan Belanda Berambut Pirang


"Rumah saya sudah pasti termasuk yang digusur. Beberapa bulan kemarin dari kelurahan sudah mengumpulkan warga. Memberitahukan kalau daerah ini terkena penggusuran proyek Waduk. Kalau digusur yang penting ada tempat pengganti," kata Kustoro saat berbincang dengan VIVAnews
di Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, Senin 2 September 2013.


Kustoro menyebutkan, petugas dari kelurahan Penjaringan memberitahukan jika para penduduk di Muara Baru akan digusur setelah delapan blok rumah susun sewa Muara Baru selesai. Rusunawa itu dibangun di lahan seluas 3,3 hektar.


"Waktu warga dikumpulkan, staf dari kelurahan memberikan pilihan. Petama harus segera pindah dari sini. Kedua tetap di sini tapi di pindahkan ke Rusun Muara Baru. Tapi sepertinya saya tidak akan pindah, soalnya usaha saya sudah di sini. Masa harus merintis dari awal lagi," ucapnya


Berdasarkan pantauan
VIVAnews
, di tanah seluas 3,3 hektar yang akan dijadikan delapan blok rusunawa itu, baru ada lima tiang pancang. Padahal sudah diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo sejak bulan Juni 2013 yang lalu. Ditargetkan pada bulan Desember 2013 mendatang sudah ada satu blok rusun yang selesai.


Kuntoro yang juga pemilik bengkel tersebut berharap janji Pemerintah dengan diberikan jatah rumah susun sewa itu benar-benar terjadi. Menurutnya daerah Muara Baru adalah satu-satunya harapan hidup bagi keluarganya.


Bapak tiga orang anak itu menyebutkan, sejak tahun 1993 hingga sekarang dirinya membuka bengkel. Hampir 90 persen langganannya adalah warga Muara Baru. Hal itulah yang menjadi salah satu alasan dirinya enggan meninggalkan Muara Baru.


"Langganan saya hampir 90 persen orang sini. Jadi kalau pindah ke tempat yang jauh dari sini tidak mungkin. Karena kalau pindah harus mulai dari awal lagi. Kalau saya tinggal di sini (Muara Baru) asal ada tempat simpan kunci-kunci bengkel. Pasti saya bisa kerja. Karena sudah banyak langganan," tuturnya.


Ganti Rugi


Selain itu, Kuntoro juga berharap apabila nanti rumahnya sudah digusur, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberikan ganti rugi bangunan. Kata dia, meskipun dirinya sadar mendirikan bangunan di atas lahan milik pemerintah, tetapi untuk membangun rumah dan bengkelnya, pria asal Pemalang itu menghabiskan uang sekitar Rp100 juta.


"Kalau saya pribadi, kalau nanti jadi digusur mau dikasih pesangon ganti rugi syukur kalau tidak yah keterlaluan. Dari awal itu saya tiga kali bangun," katanya


Diceritakan Kuntoro, pada tahun 1993 di sekitar Muara Baru banyak lahan kosong. Saat itu banyak warga yang mematok lahan tak kecuali dirinya yang ikut-ikutan mematok lahan.


Kemudian Kuntoro mendirikan bengkel mobil, ternyata bengkelnya terus berkembang hingga sekarang.


Kata dia, awalnya dirinya mematok lahan di Muara Baru pada saat dirinya masih bekerja sebagai teknisi kapal di Pelabuhan Sunda Kelapa dan Muara Baru. Karena faktor usia, dia memilih untuk membuka usaha sendiri.


"Saya tidak punya keterampilan lain selain bengkel. Kalau masalah mobil merek apa pun saya pasti bisa.  Makanya saya tidak mau pindah dari sini. Saya sendiri dipindah ke rusun mau. Asalkan tetap di sini. Mau tidak mau yah harus mau ke rusun," ucap Kuntoro. (eh)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya