Obrolan Kopi Hangat, Awal Dicetuskannya 'Kampung Cerdas' Koja

Kampung Cerdas Koja
Sumber :
  • VIVAnews/Rohimat
VIVAnews - Suara riuh puluhan anak memecah suasana malam di RW 05, Kelurahan Koja, Kecamatan Koja, Jakarta Utara. Mereka tampak bergembira menikmati kebersamaan meski hanya mendapat penerangan yang seadanya. Namun, justru lampu temaram itu yang menghangatkan keakraban mereka.
Man Utd Incar Penyerang Tua yang Bela Real Madrid

Saat VIVAnews datang pada Rabu malam, 25 September 2013, suasana di halaman balai warga seluas 200 meter persegi itu diramaikan dengan celoteh para anak. Kegiatan mereka bukan bermain semata, melainkan belajar bersama di "Kampung Cerdas" Koja.
Ekonomi Tumbuh 5,6% di 2024, Pemprov DKI Yakin Bisa Atasi Inflasi

Apa itu "Kampung Cerdas" Koja?
Polisi Sebut Kecelakaan Beruntun di GT Halim Libatkan 9 Kendaraan

Asep Suprihatin, Ketua RW 05 Kelurahan Koja, Kecamatan Koja, Jakarta Utara menuturkan, awal dicetuskannya Kampung Cerdas Koja berawal dari obrolan tak disengaja pada Juli 2012 lalu. Ia mengisahkan, kala itu usai acara pengajian, Lurah Koja saat itu, Andri, berbicara dengannya dan beberapa anggota Karang Taruna serta tokoh masyarakat Koja. 

Mereka mengobrol di meja depan balai warga RW 05. Bahasan dalam kelompok itu hanyalah obrolan ringan ditemani kopi hangat. 

Melanjutkan kisahnya, Asep mengatakan, RW 05 yang dipimpinnya itu dikenal sebagai pemukiman padat penduduk dan dikelilingi gang sempit. Setiap malam pemandangan anak-anak kecil berlarian dan bermain bersama di pinggir-pinggir gang sempit adalah hal yang biasa. Terbatasnya ruang bermain untuk anak, membuat mereka berkeliaran semaunya.

"Waktu itu Pak Andri berkata kepada saya, 'Ini anak-anak jam segini malah keluyuran bukannya pada belajar, harusnya ini diarahkan Pak RW dibuat semacam kelompok belajar'," ucapnya menirukan.

Latar belakang pendidikan Asep yang lekat dengan dunia pendidikan, yakni seorang kepala sekolah di sebuah sekolah dasar di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, membuatnya menyambut baik usul Lurah Andri itu

"Bagai gayung bersambut, saya langsung setuju dengan usulan Pak Lurah. Tapi waktu itu saya bingung siapa gurunya. Kemudian Pak Lurah mengusulkanlah supaya Karang Taruna yang turun," kata Asep

Setelah pembicaraan itu, beberapa pertemuan selanjutnya diadakannya guna membahas rencana kampung cerdas itu. Dari pertemuan-pertemuan yang dilakukan, ditunjuklah anggota Karang Taruna Kelurahan Koja untuk mengajar anak-anak yang berminat belajar gratis mulai pukul 19.00 hingga 21.00 WIB.

Ia mengatakan, yang pertama kali ditunjuk oleh Lurah Koja untuk mengajar anak-anak di RW 05 itu adalah Ketua Karang Taruna Kelurahan Koja, Erick Panjaitan. Kemudian diikuti oleh beberapa rekan anggota Karang Taruna lainnya yang secara sukarela mengajar anak-anak tersebut

"Waktu itu Pak Andri langsung bilang namanya kampung cerdas saja. Kemudian ditunjuklah Erik sebagai koordinatornya," ucapnya

Menurutnya saat ini, semua pengajar di kampung cerdas Koja itu merupakan anggota Karang Taruna yang latar belakangnya berbeda-beda. Ada yang berprofesi sebagai pengajar juga ada pun yang masih sebagai mahasiswa

Dalam program kampung cerdas Koja, anak-anak dikumpulkan di Balai Warga hanya  satu kali dalam seminggu, yakni pada Rabu malam. Selebihnya anak-anak belajar di rumah saja. Tetapi diawasi oleh anggota Karang Taruna dan warga sekitar saja.

Selain pada Rabu malam, anak-anak yang mengikuti program kampung cerdas Koja itu tidak diperbolehkan ke luar rumah. Apabila ada yang melanggar akan didenda Rp2.000. 

"Itu sudah disepakati oleh orangtua dan tokoh masyarakat. Saya sendiri yang waktu itu memberikan suratnya kepada warga," ucapnya

Pada awalnya Kampung Cerdas itu hanya diikuti oleh anak-anak di dua RT saja. Tetapi seiring berjalannya waktu, anak-anak di RT yang lainnya mengikuti program Kampung Cerdas Koja itu.

"Alhamdulillah hingga saat ini sudah diikuti oleh 8 RT yang ada di RW 05 ini," ujar dia. (umi)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya