Kriminolog: Pembunuh Holly Tak Profesional

Holly Angela, korban tewas di Apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan
Sumber :
VIVAnews -
Terpopuler: Sandra Dewi Kena Hujat karena Suami sampai Sopyan Dado Meninggal
Kriminolog Universitas Indonesia (UI) Mulyana W Kusumah menilai, pelaku pembunuhan perempuan cantik Holly Angela Hayu (37) bukan kelompok pembunuhan bayaran. Pola kerja para pelaku, menurut Mulyana, lebih mendekati ciri detektif swasta.

Perburuan Top Skor Liga 1 Memanas! Flavio Silva Ancam David Da Silva

Indikasinya, kata Mulyana, terlihat dari proses pengintaian yang bermarkas di tower yang sama sejak Agustus 2013. “Kelompok pelaku sudah menyewa kamar sejak Agustus untuk enam bulan ke depan di lantai 6 Tower Ebony, dengan tugas mengawasi dari dekat,” kata Mulyana dalam keterangan pers.
Pernah Dampingi Gibran ke Papua, Bahlil Bantah Tudingan Tak Netral


Pengintaian itu dilakukan pelaku untuk mengenali kehidupan sehari-hari Holly, termasuk relasi sosial. Adapun penyiksaan yang berujung kematian, Mulyana menilai, itu merupakan order susulan dari otak kejahatan. "Order pertama adalah pengintaian," kata dia.


Keterangan Polisi yang menyatakan korban diikat oleh tali
charger handphone
, menurut Mulyana, menunjukkan adanya fakta korban dicekik dengan ikatan (
ligature strangulation
). Mengikat korban, seringkali digunakan dalam kekerasan untuk memaksa korban memberikan jawaban atau keterangan yang dikehendaki pelaku.


Hal ini diperkuat oleh fakta memar pada punggung korban, diperkirakan akibat dipukul berulang-ulang dengan besi berukuran 50 centimeter yang ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP). "Penyiksaan ini kemungkinan besar dilakukan untuk memburu pengakuan atau memaksa korban memberikan keterangan tertentu."


Mulyana pun menduga, pelaku bukan pembunuh bayaran yang profesional. Hal ini terlihat dari kepanikan para pelaku kala petugas keamanan apartemen mendobrak kamar Holly. "El Rizki tewas waktu melompat untuk melarikan diri," jelasnya.


Pembunuh bayaran yang profesional, jelasnya, akan bekerja efisien dan sejak awal mereka sudah menentukan target menghilangkan nyawa Holly. "Efisien, tidak memerlukan modus operandi rumit yang memakan waktu dan risiko," imbuhnya.


Dengan menyewa apartemen dekat kamar Holly, imbuhnya, para pelaku sudah tak efisien karena meninggalkan banyak jejak. "Ini semakin menunjukkan bahwa kelompok pelaku bukan pembunuh bayaran."


Mulyana pun berharap Polda Metro Jaya bisa mengungkap aktor perencana kejahatan. Polisi sudah cukup memiliki bukti dan menangkap dua tersangka. Mulyana yakin, otak kejahatan memiliki hubungan sosial yang relatif dekat secara emosional. Hal ini terlihat dari cara Holly tewas. (umi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya