Alasan Ahok Pilih Perusahaan Jerman untuk Bersihkan Monas

Aktivitas di Lapangan Monas pada siang hari.
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVAnews - Asosiasi Pengusaha Klining Servis Indonesia (Apklindo) dan Asosiasi Rope Access Indonesia (ARAI) menilai Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, tidak nasionalis, karena lebih memilih perusahaan asing asal Jerman, Kaercher untuk membersihkan Tugu Monumen Nasional (Monas).

Usulan Kejaksaan Izinkan Lima Smelter Perusahaan Timah Tetap Beroperasi Disorot

Menanggapi hal itu, Ahok, sapaan Basuki, menuturkan bahwa salah satu pertimbangannya memilih perusahaan asal Jerman adalah karena profesionalitas. Kata Ahok, suatu perusahaan bisa dikatakan profesional dilihat dari reputasinya. Perusahaan tidak bisa mengklaim diri profesional bila tak memiliki reputasi.

"Sekarang kan kalau melihat ukuran profesional, apa mereka pernah mengerjakan monumen nasional dunia? Itu saja," kata Ahok, sapaan Basuki, di Balai Kota Jakarta, Kamis 24 April 2014.

Ahok menuturkan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah membuat syarat bagi pihak yang berminat untuk membersihkan Monas. Syarat tersebut yakni tidak meminta bayaran (diberikan dalam bentuk corporate social responsibility), dan profesional.

Khusus untuk ukuran profesional, kata dia, perusahaan asal Jerman, Kaercher telah dapat membuktikannya karena pernah membersihkan sejumlah bangunan terkenal di berbagai belahan dunia.

Kaercher merupakan perusahaan pembersih yang telah membersihkan lebih dari 80 monumen terkenal di dunia, seperti Basilika Santo Petrus di Vatikan (1998), Gunung Rushmore di Amerika Serikat (2005), dan London Eye di Inggris (2013).

"Profesionalnya ditunjukkan bukan hanya dari profesional panjat tebing, tapi apakah mereka pernah mengerjakan monumen nasional dunia? Itu saja. Saya tidak mau ambil risiko kalau cuma mengaku-ngaku. Kalau cuma manjat, banyak yang bisa," ujarnya.

ARAI dan Apklindo, mengaku telah berkeinginan untuk membersihkan Monas sejak 2010 dalam bentuk CSR. Namun hingga Maret 2014, niat tersebut tak kunjung terealisasi lantaran birokrasi yang rumit di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Sampai akhirnya, belum lama ini mereka baru mengetahui kalau Pemprov DKI telah menunjuk Kaercher untuk membersihkan monumen yang dibangun pada 1961 itu. (adi)

"Pak Wagub begitu meng-anaktirikan kami, yang notabene adalah orang Indonesia yang punya keahlian rope access, bukan sekadar kumpulan pecinta alam yang bisa manjat doang," kata Sekretaris Aplindo Tommy Harjana.

Pembersihkan tugu Monas akan dilakukan pada 5-18 Mei 2014. Pembersihan tersebut merupakan yang pertama kalinya sejak 1992.

Mahfud MD Blak-blakan Soal Langkah Politik Berikutnya Usai Pilpres 2024
Jemaah haji Indonesia mendengarkan khutbah Subuh jelang wukuf.

Cegah Informasi Simpang Siur, Jemaah Haji Diimbau Tak Bagikan Kabar Tidak Benar di Media Sosial

Menurut Direktur Bina Haji PHU Arsad Hidayat, jemaah haji diminta tidak asal membagikan informasi yang beredar di media sosial yang belum jelas kebenarannya.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024